
Dengan lebar kandang 1 meter x 2 meter tokek terlihat bebas memilih
tempat istirahat. Apalagi disetiap jengkal kandang sengaja diberi tempat
persembunyian. Yang terbuat dari tumpukan ijuk, batako berlubang, dan
bambu. "Tempat persembunyian berfungsi melindungi tokek dari penyakit
stress," terang pria kelahiran Tegal itu meyakinkan.
Dari 50 ekor tokok yang diternaknya, sudah ada beberapa tokek yang
mencapai berat lebih 3.5 ons. Bahkan, rata-rata baru mencapai 3.5 ons.
Seluruh tokek dipeliharanya dari kecil— kira-kira sebesar jempol
tangan—. "Sudah banyak yang 3.5 ons," katanya lagi.
Untuk membesarkan cicak besar bernama tokek itu, Joko harus memberi
makan secara teratur. Setiap hari tokek diberikan makan satu kali.
Asupan makanan yang biasa diberikan adalah; jangkrik, ulat, dan udang
kering. Sebagai tambahan suplemen diberikan telor rebus. “Udang kering
dan jangkrik diberikan setiap hari. Kalau ulat seminggu sekali.
Sedangkan suplemen telor setiap hari,” katanya dengan logat tegal
kental.
Jenis tokek yang dimiliki Joko merupakan tokek hutan. Berasal dari
hutan-hutan di Indonesia. Sebanyak 20 ekor berasal dari hutan Ujung
Kulon, 20 Suka Bumi, 10 Kalimantan. "Ini tokek hutan. Berasal dari
hutan-hutan di Indonesia," katanya sambil menunjuk kearah tokek.
Sudah banyak pemburu tokek mendatangi kediamannya. Namun,sayangnya tidak
ada satupun dari mereka yang datang sebagai pembeli. "Kebanyakan orang
datang hanya memeriksa tokek. Setelah itu mereka pulang. Mulai dari sana
saya tidak mau lagi memperlihatkan tokek-tokek saya kepada mereka,"
kata Joko kesal.
Ia mengatakan, sejak tokek-nya diperlihatkan kepada orang-orang yang
mengaku pembeli. Besoknya si tokek langsung stress. Tidak mau makan.
"Sejak saat itu saya tidak lagi melayani pemburu tokek," katanya sambil
menjelaskan bahwa tokek takut dengan air. Kalau digigit tokek tidak
perlu panik. Cukup dicipratkan air. Tokek langsung melepaskan
gigitannya.
Kepicut Bisnis Tokek
Ketika isu harga tokek melambung setinggi langit. Ia mulai mencoba
terjun ke bisnis ternak tokek. Dengan mencari bibit tokek untuk
dibesarkan. Apalagi pada waktu itu tersiar kabar kalau investor asing
sanggup membeli tokek dengan harga ratusan juta. "Angka ratusan juta
rupiah merupakan harga yang fantastis. Angka itu sanggup membutakan hati
semua orang," akunya.
Setelah menggeluti bisnis tokek itu, Joko baru paham kalau angka ratusan
juta baru akan didapatnya bila tokek memenuhi beberapa kriteria khusus
seperti berat di atas 3.5 ons, tidak cacat, dan harus jenis tokek pohon
atau rumah. "Kalau tokek-nya cacat, harganya rendah," ujarnya kala itu.
Mengapa harga tokek tinggi, kata dia, hal itu terjadi lantaran tokek
dipercaya dapat menyembuhkan beragam penyakit seperti eksim,
gatal-gatal, dan asma. Bahkan, terang Joko, sebagaian orang meyakini
kalau tokek dapat mengatasi kanker dan virus HIV/AIDS. "Keistimewaan itu
lah yang membuat harga tokek melambung," katanya lagi.
Dia mendengar kabar kalau di luar negeri untuk satu ekor tokek yang
mencapai berat 3.5 ons dapat dihargai Rp40 juta. Sedangkan untuk ukuran 5
ons harganya mencapai angka Rp300 juta. Sedangkan yang mencapai 6
sampai 7 ons dihargai Rp1 miliar. "Saya belum pernah melihat langsung
orang yang memiliki tokek seberat 5 sampai 6 ons. Tapi saat ini ukuran 3
ons keatas paling dicari untuk diekspor ke Cina dan Jepang," kata Joko.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Silakan berikan komentarmu...